15 Januari, Harga BBM Turun Lagi
Bensin Akan Lebih Murah dari Solar; Pemerintah Belum Mau Sebutkan Harga Baru; Harga Minyak Dunia Menguat Tipis; Organda Sulsel: Harga Suku Cadang Tidak Turun
Jakarta, Tribun - Pemerintah kembali akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 15 Januari 2009 nanti. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Sabtu (27/12).
Kebijkan tersebut ditempuh karena harga BBM dapat diturunkan lagi setelah disesuaikan dengan harga minyak dunia, harga keekonomian, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Kecuali memang ada angka penurunan atau kenaikan harga crude dan kurs yang drastis sebelum satu bulan sejak terakhir diumumkan," Purnono.
Beredar kabar harga bensin akan turun pada kisara Rp 4.500 hingga Rp 4.200 per liter sedangkan harga solar pada kisaran Rp 4.600 per liter.
Sebelumnya, harga BBM jenis bensin dan solar diturunkan pada 15 Desember lalu. Solar menjadi Rp 5.000 per liter dari Rp 5.500 liter. Sedangkan solar menjadi Rp 4.800 per liter dari Rp Rp 5.500 per liter.
Pada 1 Desember lalu, harga bensin turun dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500 per liter. Sedangkan harga solar pada saat itu masih tetap Rp 5.500 per liter.
Reaksi Organda
Rencana pemerintah untuk kembali menurunkan harga solar dan premium, ditanggapi dingin oleh Oragnisasi Angkutan Darat (Organda) Sulsel. Penurunan itu dianggap tidak akan berpengaruh banyak terhadap tarif angkutan antar kota dalam provinsi di Sulsel.
Tarif angkutan baru akan terasa signifikan jika tarif bahan bakar minyak solar turun menjadi Rp 2.500 per liter dan premium sebesar Rp 3.000 per liter.
"Kalau hanya turun Rp 500, paling kami juga hanya turun Rp 500 rupiah saja," kata Ketua DPD Organda Sulsel, Opu Sidik, tadi malam.
"Kami sudah bahas mengenai rencana penurunan tarif itu. Memang tarif BBM turun, tapi ternyata di lapangan harga sembako dan harga suku cadang tidak turun," kata Opu Sidik saat dihubungi via telepon selularnya.
Ia mencontohkan tarif Makassar ke Palopo dengan konsumsi bahan bakar sekitar 100 liter. Jika pemerintah hanya menurunkan harga Rp 500 liter, maka tarif angkutan juga hanya akan turun sebesar Rp 500 dan hal itu tidak akan signifikan.
Organda berharap agar jika bahan bakar turun, kebutuhan yang lain juga harus turun agar penurunan bahan bakar minyak itu sebanding dengan tarif angkutan.
"Waktu rapat dengan Dishub (Dinas Perhubungan) Sulsel kami sudah kami tekankan bahwa jika pemerintah menurunkan tarif lagi, kami meminta agar tarif angkutan tidak diturunkan dulu," tambahnya.
Sedangkan pengamat ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Tadjuddin Parenta MA, menilai, pemerintah tidak cukup hanya menurunkan harga BBM, namun juga harus menghilangkan pungutan liar (pungli) yang memberatkan pengusaha (lihat, Daya Beli Naik).
"Begitu banyak pungli di daerah yang memberatkan pengusaha dan bepengaruh pada biaya produksi. Ini juga menjadi beban dan harus ada langkah tegas dari pemerintah bila memang mau serius membantu pengusaham" kata dosen jurusan ilmu ekonomi dan studi pembangunan ini.
Reaksi Warga
Sejumlah warga menyambut baik rencana penurunan harga bensin dan solar tersebut. Menurut mereka, bila harga bensin bisa turun lagi Rp 500 per liter menjadi Rp 4.500 per liter, maka berpengaruh pada pengaturan keuangan keluarga.
"Bagi kami yang setiap hari menggunakan kendaraan ke kantor, penurunan harga bensin sekarang sudah mulai terasa membantu meski tidak terlalu besar. Kalau memang mau diturunkan lagi. beban pengeluaran transportasi pasti bisa lebih berkurang," kata Rustam, seorang pegawai swasta di Makassar.
Setiap hari, Rustam mengendarai sepeda motor ke kantornya dengan konsumsi bahan bakr sekitar lima hingga tujuh liter dengan lima hari kerja dalam sepekan. "Kalau dengan jalan-jalan bersama keluarga di akhir pekan, konsumsi BBM saya bisa sampai 10 liter atau sekitar Rp 50 ribu per minggu," katanya.
Lebih Murah
Harga baru BBM per 15 Januari nanti diperkirakan solar akan lebih murah dibandingkan harga solar. Sebab konsumsi premium RON 88 semakin menurun. Sementara jumlah produksinya tetap sama sehingga terjadi over produksi, sementara demand berkurang.
Namun Purnomo masih belum mau membeberkan berapa harga premium dan solar yang baru setelah diturunkan. Alasannya pemerintah masih menunggu kondisi pasar dan nilai kurs rupiah. Namun dengan harga premium Rp 5.000 per liter seperti sekarang, pemerintah bisa menghemat subsidi. Pemerintah menjamin hasil penghematan tersebut tetap masuk kas negara.
Minyak Dunia
Harga minyak dunia menguat pada Jumat (26/12) untuk pertama kalinya dalam pekan ini. Kondisi ini terpengaruh oleh berita tentang Uni Emirat Arab yang akan memangkas produksinya sejalan dengan keputusan pengurangan produksi OPEC.
Dalam transaksi jumlah kecil usai Hari Raya Natal, kontrak utama minyak mentah light sweet di New York, Amerika Serikat, untuk pengiriman Februari menguat menjadi 37,71 dollar AS, naik 2,36 dollar AS dari harga penutupan, Rabu.
Pasar minyak pada hari Kamis (25/12), tutup karena bersamaan dengan libur Hari Natal. Kontrak minyak di New York terus merosot selama sembilan kali pada sesi perdagangan sebelumnya.
Minyak mentah brent Laut Utara untuk pengiriman Februari, yang ditransaksikan di pasar Intercontinental London (Inggris), naik 1,76 dolar AS menjadi 38,37 dolar AS, setelah pada Rabu di posisi 36,61 dolar AS, yang merupakan posisi terendah sejak Juli 2004.
"Satu-satunya berita penggerak pasar selama liburan adalah bergabungnya Uni Emirat Arab bersama Arab Saudi untuk membatasi suplai minyak sesuai keputusan OPEC," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
Sat Dec 27, 2008 11:40 am